Hari Pelanggan Nasional, RS PHC Surabaya Berikan Apresiasi untuk Orang Tua dan Pasien Anak Berkebutuhan Khusus Down Syndrome
Surabaya, 17 September 2024 - Kegiatan PHC Sapa Pelanggan dalam momen peringatan Hari Pelanggan Nasional (Harpelnas) yang jatuh pada hari Rabu, 4 September 2024 dimaknai berbeda di RS PHC Surabaya. Tahun ini konsep yang diusung bertemakan kegiatan yang lebih bersifat edukatif dan dapat menginspirasi lebih banyak orang.
Vice Director Medical Services RS PHC Surabaya, dr. Rony Kurniawan, M.Kes menjelaskan "Kami hari ini secara khusus menyapa secara langsung dan memberikan bingkisan spesial kepada pasien anak berkebutuhan khusus yang mengalami Down syndrome di layanan Rehabilitasi Medik yang tengah menjalani terapi Speech Therapy oleh Speech Therapist RS PHC Surabaya".
Menurutnya, dalam penatalaksanaan Down syndrome, konseling genetik diberikan kepada orang tua setelah diagnosis ditegakkan oleh Dokter Spesialis Anak atau Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi.
"Konseling merupakan salah satu bentuk komunikasi yang diberikan terkait dengan penyakit genetik dalam keluarga. Tujuannya untuk memberikan pemahaman komprehensif pada orang tua atau keluarga pasien Down syndrome tentang semua implikasi terkait dengan penyakit Down syndrome, pemberian obat dan terapi yang berguna untuk mengobati kondisi medis yang muncul, serta terapi yang dapat meningkatkan kualitas hidup pasien" ujar dr. Rony Kurniawan.
Mengetahui anak dinyatakan Down syndrome pasti bukanlah hal yang mudah. Hal ini juga sempat dialami ibu empat anak, Weny.
"Awalnya shock dan pasti sedih sebagai orang tua, tapi saya sadar kalau hanya pasrah begitu saja kondisinya tidak akan berubah. Pada saat konsultasi dengan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi kami disarankan untuk melakukan terapi gizi, fisioterapi, terapi wicara, terapi okupasi dan terapi psikologi." ujar Weny.
Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi RS PHC Surabaya, dr. Nunung Nugroho, Sp.KFR., M.Kes menjelaskan pendekatan kedokteran fisik dan rehabilitasi pada Down syndrome meliputi pengelolaan kognisi, komunikasi, motorik, perkembangan emosi dan sosial, serta pola asuh. Oleh karena itu, rehabilitasi umumnya mencakup fisioterapi, terapi okupasi, prostesis ortotik, terapi wicara, serta terapi psikologis dan kedokteran sosial.
"Terapi suportif ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup dan mengoptimalkan bakat yang ada pada anak. Seperti terapi wicara yang berfokus pada keterampilan komunikasi dan latihan oromotor karena pada anak Down syndrome sering terjadi kesulitan bicara akibat anomali pada anatomi mulut, lidah, dan rahang. Untuk terapi lainnya akan disesuaikan dengan umur dan perkembangan anak" ujar dr. Nunung.
Dalam membesarkan anak Down syndrome, kata Weny, sudah pasti orang tua mesti menjaga semangat dan punya strategi. Sebab, tak bisa dipungkiri anak Down syndrome tidak bisa seperti anak lain. Mereka tidak bisa 'dilepas' begitu saja dan mereka butuh orang tuanya bahkan sampai dewasa.
"Untuk orang tua yang merawat anak Down syndrom, jangan pernah patah semangat dan lelah untuk menjaga dan merawat anak DS kita karena mereka membutuhkan support kita. Mencari pengetahuan tentang Down syndrome sebanyak-banyaknya karena kita para orang tua berperan besar menjelaskan kondisi tersebut keadaan anak," ungkap Weni